Masyarakat Surabaya nampaknya harus berhati-hati saat membeli beras di pasaran.
Pasalnya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Surabaya, menemukan
beras yang beredar di sejumlah pasar mengandung chlorine/kaporit atau zat
pembersih berbahaya.
Kepala
Disperindag Kota Surabaya Widodo Suryantoro, mengatakan beras yang mengandung
zat kimia itu ditemukan di dua pasar tradisional yakni Pasar Beras Bendul
Merisi dan Pasar Tembok. “Kami langsung bertindak. Setelah mendengar kabar
peredaran beras yang membahayakan bagi kesehatan, staf saya langsung mengecek
di lapangan, ” katanya.
Widodo mengaku, saat ini pihaknya tengah melakukan uji laboratorium terhadap beras yang diindikasi mengandung pemutih. “Targetnya hari ini (Sabtu 19/10/2013) sudah bisa diketahui hasilnya,” katanya.
Ia
menambahkan, untuk mengetahui peredaran beras yang mengandung chlorine bersama
penyidik, pihaknya memeriksa pedagang beras, mulai dari pengecer, distributor
hingga tempat penggilingan.
Widodo
menjelaskan, beras yang mengandung chlorine sebelumnya beredar di wilayah
Sidoarjo dan Mojokerto. Sementara, di Surabaya pihaknya mengetahui baru dua
hari yang lalu. ” Supaya yang butek atau kehitaman jadi putih, diberi chlorine
sehingga secara kasat mata kelihatan putih bersih,” katanya.
Biasanya,
agar beraroma wangi beras dicampur dengan essense pandan. Berbeda dengan
chlorine yang berbahaya, beras yang dicampur essense diperbolehkan karena hanya
beraroma.
Widodo
mengatakan, jika terbukti pihaknya langsung memproses pedagang yang menjual
beras, karena termasuk dalam tindak pidana ringan (tipiring). Tetapi jika
ditemukan oplosan berjumlah besar masuk kategori pidana berat. “Jika jumlahnya
besar, kami melibatkan kepolisian. Kami akan sidak tiap minggu,”
ancamnya.
Disadur dari lensaindonesia.com (Sabtu, 19 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar