Bandung -
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung menggelar inspeksi
mendadak (sidak) ke Pasar Simpang Dago. Petugas menemukan beras mengandung
pemutih pakaian yang dijual bebas oleh pedagang.
Beras
terdeteksi klorin atau pemutih ini diperoleh dari sejumlah pedagang di lokasi
sidak. Klorin merupakan bahan kimia berbahaya yang dicampur dalam beras guna
mengelabui pembeli. Beras tersemat klorin ini sengaja direkayasa agar tampil
putih dan bagus.
"Ada beras jenis Kurmo dan Cianjur yang ternyata mengandung bahan kimia klorin atau biasa digunakan untuk pemutih pakaian," jelas Staf Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM Bandung Alfazri Anwar saat ditemui di Pasar Simpang Dago, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Rabu (17/7/2013).
Alfazri
menuturkan, pihaknya langsung berunding dengan PD Pasar Bandung Bermartabat
guna memantau keberaadan pedagang beras di Pasar Simpang Dago. Selain beras
berpemutih, petugas mengambil sampel 23 item makanan di pasar tradisional
tersebut. Enam item di antaranya positif berbahan kimia atau bahan berbahaya
yakni sekoteng mengandung rhodamine (zat pewarna), ikan teri dicampur formalin,
terasi tanpa merek bercampur rhodamine, mie basah positif boraks dan formalin.
"Kami
meminta PD Pasar untuk mengawasi pasar ini. Sementara kami dari BBPOM akan
mencari dari mana sumber beras itu diperoleh para pedagang. Kami juga segera
membina dan meminta pedagang tidak menjual beras mengandung klorin," jelas
Alfazri.
BBPOM
bersama petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kota Bandung
turun langsung merazia makanan yang mengandung bahan berbahaya atau tidak layak
dikonsumsi masyarakat. Petugas mengambil contoh beras dari beberapa pedagang.
Lalu beras dites dengan cara dimasukan ke dalam tabung bening berisi cairan
khusus. Tabung itu lalu digoyong-goyang.
"Hanya
butuh waktu kurang dari lima menit mengetahui beras ini terdapat klorin atau
tidak. Nah, air dalam tabung ini berubah menjadi warna merah muda. Berarti
menandakan beras mengandung klorin atau pemutih. Kalau airnya bening, berarti
berasnya bagus atau tidak ada bahan kimia," jelas Kabid Pengawasan Mutu
Hasil Pertanian Distan Kota Bandung Umi S yang turut menguji kelayakan beras.Umi
menambahkan, beras terkontaminasi bahan kimia sangat berbahaya dikonsumsi. Jika
dinikmati dalam jangka waktu bertahun-tahun, bisa menimbulkan kerusakan pada
usus. "Selain itu, ginjal menjadi terganggu," kata Umi.
Lebih
rinci Umi menuturkan, biasanya beras berpemutih itu bisa diketahui dari
ciri-ciri fisiknya yakni beras sangat putih, jika diraba terasa sangat licin di
tangan, berbau seperti parfum, dan sewaktu dicuci tidak berwarna keruh.
"Sebaiknya
jangan dibeli bila menemukan beras berpemutih," pesan Umi. Menurut
Umi, pihak Distan Bandung selama ini jarang menemukan beras berpemutih.
Sementara BBPOM Bandung menyatakan beras mengandung klorin banyak dijual bebas
oleh pedagang.
Disadur dari News.detik.com (Rabu, 17/07/2013 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar